Minggu, 01 April 2012

DEMO YO


Mari demo, ayo demo...
Pada kesempatan kali ini, aku ingin menempelkan sebuah tulisan yang semoga saja bermanfaat kepada temen-temen al-ma’rufiyah. Sebenarnya saya sendiri kurang begitu pd, tentang apakah yang saya tulis itu benar-benar merupakan sebuah tulisan?
Saya hanya meyakin-yakinkan diri, bahwa apa yang saya tulis bukanlah sebuah catatan, bukanlah sebuah coretan, atau keluhan-keluhan. Akan tetapi yang saya tulis adalah benar-benar sebuah tulisan, yang semoga mendatangkan keridhoan dan manfaat kepada semua teman-teman.
Karena berhubung, temen-temen al-ma’rufiyah juga selain posisinya sebagai santri, rata-rata bahkan seratus persen, tidak ada santri yang benar-benar santri di sini, karena kita tidak hanya statusnya adalah santri, melainkan juga mahasiswa. Itulah letak keistimewaan kita al-ma’rufiyah, ketimbang yang lain. Tapi ini bukan menyombongkan, justru disinilah letak kita untuk selalu memahami di mana kita meletakan diri.
Akhir-akhir ini mahasiswa sungguh menunjukan eksistensi dirinya yang sebenarnya selaku agen of change, tonggak perubahan bangsa, pengontrol sosial kehidupan, mengontrol kebijakan-kebijakan dalam kepemerintahan yang tidak memihak kepada kepentingan bersama / rakyat. salah satunya adalah tentang akan dinaikanya harga BBM, seperti yang terlihat, dari sabang sampai merauke, seperti ada jiwa yang menyatu, rasa yang terungkap_demo. semua pada sibuk berdemo agar harga BBM tidak dinaikin.
Begitu hebatnya mahasiswa, ditengah kesibukannya di perkuliahan, ia rela turun ke jalan, di tengah rasa pusing menyengat, ada yang sedang mengerjakan skripsi, atau belum mengajukan judul sama sekali, ngulang, sebab selalu dapat nilai yang tak ternilai, di tengah kesibukannya dalam berorganisasi, tidak hanya sekedar masuk ke kelas, tidak hanya sekedar membuat skripsi, bahkan jadwal untuk pacaran pun sementara ditunda, karena yang kita lakukan saat ini adalah ber-aksi bukan Berak-si’, yang berarti bahwa hak-hak rakyat harus kita bela, karena harga bbm naik, konsekuensinya barang-barang yang lain, kebutuhan pokok pun akan menjadi naik, dan karena kebutuhan pokok naik, maka tidak akan bisa lagi turun.
Mari demo!
Yang tidak demo bukan mahasiswa, karena identitas mahasiswa itu, tidak terletak di ip yang tinggi, tidak terletak apakah ia sudah punya belahan hati, maupun cepet mengerjakan skripsi / lulus. Identitas mahasiswa bukan sekedar diskusi ke sana-sini, maupun mengisi ruang-ruang kosong yang ada di fakultas. Identitas mahasiswa terletak ya di demo itu. Ayo demo! Dan tentu yang dimaksud dengan demo dalam wacana yang sudah kita pahami bersama adalah tawur.
Mari tawur!
Demo itu hanya statemen untuk penyebutan agar enak di dengar oleh telinga. Tujuan sebenarnya sih bukan terletak pada demo-demoannya melainkan tawurannya, bentrokannya, juga brutal-brutalannya. Kalau tidak begini, ya tidak indah toh, pemerintah nanti malah diam saja tidak bergeming, aparat polisi malah ngopa-ngopi ongkang-ongkangan terus, kalau tidak begini, apa yang akan terjadi?
Yang begini saja sepertinya BBm masih tetap akan dinaikin kok. Tapi setidaknya inilah usaha kita sebagai mahasiswa, tonggak perubahan selalu berdiri di garda depan. Tidak perlu banyak diskusi, tidak perlu lebih dahulu memahami apa yang sebenarnya terjadi, langsung saja demo, saking semangatnya. Ketika ada yang nanya, kamu sedang demo apa? Apa jawabmu? Pokonya aku sedang demo, tak penting demo apa-demo apanya, yang penting adalah demonya itu lho... tawurannya itu lho...  itunya itu lho.
Betapa semangatnya mahasiswa-mahasiswa, bagaikan api, berkobar-kobar dan menyala-nyala begitulah semangatnya. Jangan dekat-dekat, nanti kamu bisa terbakar oleh semangatnya.
ketika melihat ketidakadilan, lantangkan suara, rapatkan barisan, tidak hanya sekedar berkoar, tapi juga membela apa yang dianggapnya adalah benar yaitu rakyat. Rakyat adalah kebenaran. Dan kebenaran wajib kita bela.
Tapi aku agak aneh, bbm mau dinaikin kok temanku malah masih suka jalan-jalan ya? Apakah ia adalah orang samin? Orang yang gak pernah lihat dunia luar, selalu sering di kamar, tak pernah tahu kondisi negrinya sendiri, tak pernah liat televisi, informasi-informasi, atau tak pernah internetan? Bbm mau naik men...kok  malah jalan-jalan.
Justru itu katanya, mumpung BBM belum naik, kita puas-puasin jalan-jalannya, kita kunjungi, kita datangi tempat-tempat yang belum kita kunjungi dan belum kita datangi, kemudian kita nikmati saat-saat terakhir kita jalan-jalan ini. Sebab besok, kita gak tahu, apakah premium masih ada apa nggak. Apakah kita masih bisa jalan-jalan apa tidak.
Tapi ya begitu, kalau BBM mau dinaikin, ya dinaikin saja sekalian, asalkan tiap warga Indonesia dapat BLT, dan harus naik juga. dari  pembicraan itu ada yang usul begitu.
Adanya BLT itu membuat rakyat jadi malas. jawab pendapat temanku.
Lha, justru BLT itu sebagai rasa terima kasih mereka sama rakyat, sebab mereka menyadari bahwa rakyat indonesia bukanlah pemalas, malah mereka itu sangat bekerja keras. Pagi-pagi udah pada pergi ke pasar, ke sawah, dll. Beda sama kamu, kamu itu bukan rakyat, kamu adalah mahasiswa, maka pagi-pagi pun masih tidur. Tapi mereka, pagi-pagi sudah begitu bekerja keras kok di sebut pemalas? Aneh aku. Sanggah temanku yang lain.
Ugh.. bicara bbm saja belum kelar, ganti ke BLT. Sekarang, ada lagi yang usul : pendidikan gratis, terus ada lagi, lho bulan-bulan kemarin harga bawang anjlok kok gak ada yang ngebela sih? Kemana sang pembela?
Yang pasti obrolan waktu itu sungguh ribut. Baru aja ngobrol sudah ribut. Tapi lagi-lagi, kepercayaan, harapan dan keyakinan, jangan sampai luntur :

Indonesia adalah negara yang kaya raya, kekayaan alamnya melimpah ruah, daratan, lautan, tak terbayangkan betapa indahnya, bahkan ketika malam datang, suasana begitu amat tenang, langit banyak sekali bintang-bintang. Peristiwa ini di indonesia benar-benar sungguh terjadi, apalagi sambil ngopi.
Para pakar dunia di bidang ilmu ekonomi, politik, kebudayaan sudah terbukti ‘terjebak’ dalam mempersepsikan apa yang sesungguhnya terjadi pada bangsa kita.
Penduduk seluruh dunia membayangkan indonesia adalah kampung-kampung yang kumuh, banyak orang terduduk di tepi jalan karena lapar, perampok di sana-sini, orang berbunuhan karena berbagai macam sebab, demo-demo ujungnya selalu ribut, selalu bentrok, dan selalu memakan korban. negri yang penuh kesedihan, duka dan kegelapan.
Padahal di muka bumi ini tak ada orang yang bersuka ria melebihi orang indonesia. Tak ada orang yang berjoget-joget gembira siang malam melebihi bangsa indonesia. Tak ada masyarakat berpesta, tertawa-tawa, jagongan, serta segala macam bentuk kehangatan hidup, melebihi kebiasaan masyarakat kita.
Walaupun ada informasi bbm itu naik, pengriman kendaraan masih akan terus berlangsung, berapapun yang kau datangkan, dijamin masih akan tetap laku.
Penduduk dunia menyangka bahwa bangsa kita sedang mengalami krisis, padahal berita tentang krisis negara kita adalah suatu ungkapan kerendahan hati. Penduduk bumi sering tidak mengerti retorika budaya masyarakat kita.
Kalau kita bilang “negara kita sedang krisis”, itu semacam tawadhu sosial, suatu sikap yang menghindarkan diri dari sikap sombong, kalau pemerintah kita terus berhutang triliyunan dollar, itu strategi agar kita disangka miskin, itu taktik agar dunia meremehkan kita, karena kita punya prinsip religius bahwa semakin kita di rendahkan oleh manusia, smakin tinggi derajat kita di hadapan Allah, smakin kita di perhinakan oleh manusia di bumi, smakin mulia posisi kita di langit.
Tim nasional sepak bola kita pun dirancang sedemikian rupa sehingga jangan sampai menangan atas kesebelasan negara-negara lain. Sudah berpuluh tahun kita mempraktikan filosofi “ngalah kuwi dhuwur wekasane”.
Dan kita tentunya tidak akan pernah pamer keunggulan kepada bangsa lain, itulah justru tanda keunggulan budaya kita. kita berpura-pura bodoh, kita pergi belajar ke negri mereka, dan jangan sampai mereka yang belajar ke negri kita, dan tujuannya memang agar kita dianggap bodoh oleh mereka, kemudian kita pergi ke yunani, ke Amerika, ke Mesir, ke mana-mana dalam rangka untuk belajar. bahkan dalam diskusi halaqoh al-ma'rufiyah, tentang islam, kita menghormati islam negara lain, dengan mengatakan bahwa islam asli, islam murni, islam yang benar-benar islam itu bukan di indonesia, tapi di arab. 
karena Kita memang tidak akan mencari kepuasan hidup dengan melalui sikap “ngendas-ngendasi”bangsa lain. kita harus menjunjung tinggi bangsa lain, karena bangsa lain itu memang bangsa yang perlu untuk kita junjung. kita gak perlu di junjung-junjungi sudah tinggi, kebesaran indonesia itu tak perlu kebesaran, karena indonesia memang sudah besar, bangsa besar. yang masih butuh kebesaran, berarti masih kecil. Kita adalah bangsa yang memiliki kemuliaan bathin, karena sanggup mempraktekkan budaya yang andap asor itu. 
23.03.2011

Sholat Tasbih


Setiap tanggal 10 Muharram, warga al-ma’rufiyah beserta warga masyarakat sekitarnya sudah menjadi tradisi bahkan pak kiai bilang : sampai kiamat. berkumpul bersama di mushola, untuk melakukan sholat tasbih berjamaah. Perkumpulan ini dimulainya setelah waktu maghrib, setelah melalui pengumuman lewat pengeras suara.
Di situ semua membaca wiridan Hasbunallah wa ni’mal wakil ni’mal maula wani’man nasir wala haula wala quwata illa billahil ‘aliyil adzim yang artinya Cukuplah Allah yang mencukupiku, sebagai wakilku dan penolongku, tiada daia dan upaya melainkan semua itu adalah dariNya.  sebanyak tujuh puluh kali.
Sebelum melakukan wiridan tersebut, beliau berbicara mengenai bacaan yang akan diwiridkan tentang cara membacanya yang benar, misalnya adalah Hasbunallah bukan Kasbunallah, kalau kasbunallah, nanti malah mbah bun. 
Lalu beliau juga berbicara mengenai sholat tasbih. tentang sholat tasbih, yang akan dilaksanakan setelah sholat isya. kata pak KH.Abas Masruhin, pengasuh kita : sholat tasbih itu kalau tidak bisa dilakukan satu tahun sekali ya sebulan sekali, kalau tidak satu bulan sekali satu minggu sekali, kalau tidak satu minggu satu kali, yo setiap hari”.

Al-Ma’rufiyyah Berdendang


Tepatnya pada tanggal 20-10-2011 malam jum’at,  al-ma’rufiyah bershalawat, dan bahkan para malaikat pun ikut bershalawat, air yang turun dari langit, menyambut malam kawasan ma’rufiyah, yang semakin kesini semakin meriah,  di tengah perpolitikan negara yang smakin tidak bisa dipahami apa yang sebenarnya terjadi, peduli amat sama negara, negara itu buatan manusia, dan manusia smakin bingung atas apa yang telah diperbuatnya.
Yang namanya shalawat tentunya tidak hanya sekedar dilagukan saja, atau  dilagakan tanpa dilogikakan. Walaupun demikian, Al-ma’rufiyah mempunyai semacam  tradisi untuk memahami itu semua, mempunyai semacam bahasa kedewasaannya tersendiri untuk mengungkapkan menyatakan dan mempersembahkan kerinduannya terhadap pemimpin kebenaran, pengantar kema’rufan, pengusir kejahiliyahan, Nabi agung Muhammad saw.
Kalau waktu dulu para sahabat itu merindukan kanjeng Nabi melalui cincin ali-ali ataupun tongkatnya Beliau. Tapi Al-ma’rufiyah,  menyatakan kerinduannya dengan berdendang, bisa juga dengan terbang, yang belum bisa terbang, bisa dengan duduk, berdiri, pejamkan mata, melihat kebawah, merokok, dan bahkan tidak tanpa itu semua, cukup hatinya saja, mulutnya saja, atau juga diam.
            Ada juga yang membawa dan memberikan wewangian pake minyak wangi ke tangan teman-teman, karena Nabi sendiri tanpa minyak wangi pun sudah wangi. Juga sambil membawa air minum, agar energi yang ada didalam air minum itu memberikan kebaikan dan manfaat kepada kita. Karena Allah tidak membuat sesuatu yang tidak bermanfaat, apabila kita melihat hal-hal yang tidak bermanfaat, ya buat agar sesuatu itu menjadi bermanfaat.
Dengan memahami dimana letak posisi kita, baik sebagai ummatnya kanjeng Nabi, maupun hamba Allah. Karena kita tahu dan sadar bahwa kita ini tidak ada apa-apanya dihadapanNya, kita adalah orang yang tidak bisa diandalkan oleh Allah. Maka kita bershalawat kepada kanjeng Nabi, agar rahmat Allah yang turun kepada kanjeng Nabi itu  ikut turun ke kita, kecipratan oleh air kasih sayang Allah yang dipersembahkan kepada Beliau. seperti air  yang hujan yang pas waktu itu turun, meluber, membasahi batu-batu kecil, mengalir ke comberan, memberikan rasa adem pada tanah gersang.
Sebuah shalawat yang disenandungkan oleh salah satu teman kita, mengingatkan saya kepada mbah tri. Semoga shalawatnya dapat menghantarkannya kepada Rahmat Allah dan ampunanNya.
ta’ala ya sohi wal adsdiqo, ila akhirihi . . .  20.10.2011.

Al-Ma’rufiyyah Bertharah


Dalam sebuah perkumpulan halaqah ponpes al-ma’rufiyyah, waktu itu membahas tentang bab thaharah. Sejujurnya saya sendiri agak minder tentang pembahasan yang sedemikian panjang dan luasnya arti dari thaharah itu sendiri.
Karena Secara sederhananya thaharah bukanlah sebuah pembahasan, bukanlah pembicaraan, bukanlah sebuah perkumpulan perdebatan dan serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang membuat aku selalu bertanya.
Mengapa disetiap kitab-kitab fiqh, maupun hadist selalu diawali  bab thaharah, sebelum memasuki bab-bab selanjutnya, apa tujuan thaharah?
Sesungguhnya apa yang saya katakan dan tuliskan bukanlah karena aku ingin memberikan sebuah jawaban apalagi jalan, itu semua adalah sebuah ketidaktahuanku dan ketidakmengertianku, Mumet ? 
Santai saja, al-ma’rufiyah toh sangat mempunyai keluwesan untukmemahami setiap kemumetannya, dengan sesuatu yang bisa diterima, sederhana, tidak njilmet, tidak mumet apalagi ruwet :
Thaharah ya thaharah, Yaitu ketika sepatu-sepatu mulai menimbulkan bau, ketika baju-baju sudah tidak bersih lagi, ketika waktu mengaji malah tidak mengaji padahal ada di pondok ini, ketika ada adzan tidak didengarkan, ketika masih sulit untuk bangun pagi, ketika kegiatan terlalu menumpuk dimalam hari, ketika belum bisa mengatur, menata, memanage, mengelola, entah finansianya, sosialnya ataupun dirinya.
Maka, thaharah adalah Proses untuk berlari dari itu semua.

Senin, 26 Maret 2012

Pondok Beruntung

Sepanjang sejarah pondok pesantren yang paling beruntung adalah pondok kita, pondok harapan dan perubahan, pondok AL_MA’RUFIYAH.

Pertama Santri-santrinya kebanyakan tidak mengerti bahwa dirinya santri dan semakin jauh saja dari namanya santri, waktunya jamaah masih tiduran di kamar, masih leha-leha, masih bercanda.

Ada orang adzan saja masih menyuarakan suara-suara yang tak pantas untuk disuarakan, apalagi didengarkan.

Banyak kitab yang  telah kita kaji disini, lalu kita bilang dengan entengnya “kitab itu sudah khatam”.

Ada banyak pengurus, namun tidak pernah kunjung mengerti bagaimana caranya mengurus. Untuk mengurusi diri saja masih belum bisa.

Ada keamanan, tapi tidak tahu bagaimana mengamankan, bagaimana menertibkan, dan bagaimana mengkondisikan. Ada tulisan : demi keamanan dan kenyamanan, parkirlah motor anda dengan benar. Tapi masih banyak motor yang tidak benar parkirnya.

Ada jadwal Ronda, tak pernah dihiraukan, diperhatikan, ditilik meski Cuma sebentar. Apakah untuk berjaga saja mesti harus ada maLing?

Ada kebersihan tapi tidak pernah menyentuh arti dari bersih itu sendiri. Yang penting itu di dalam bukan di luar. Yang penting hatinya bukan bajunya. Yang penting dirinya bukan lingkungannya.

Ada juga pendidikan yaitu memberikan arahan atas apa yang perlu kita semua lakukan, karena segala bentuk tindakan premanism sandal pun alias ghosab itu tidak terlepas dari aspek pendidikan. Untuk lebih memahami kembali arti dari Hak dan kewajiban.

Ada departemen perlengkapan, yakni untuk melengkapi kebutuhan dan keperluan santri. Santri butuh sandal, perlengkapan menyediakan, santri butuh odol, butuh sikat gigi, butuh sabun, silahkan perlengkapan, baju santri belum pada dicuci, monggo perlengkapan buatkan loundri. Mantap. Ada pengasuh ada penasihat, ada lurah... wah lengkap banget. Beruntung banget pokoe.

Komunitas Sholat Subuh

Ternyata Gudang Garam FiLter sekarang mempunyai slogan baru: “tak pernah ketinggalan laga” itulah slogannya. Saya juga tidak pernah mau ketinggalan untuk mengatakan kalau saya adalah aktifis.
Walaupun dulu, Setidaknya saya telah mempunyai pengalaman bagaimana nikmat dan hebatnya menjadi aktifis itu, meskipun tidak seaktifis, sehebat teman-teman saya yang disini, karena ketidakmampuanku untuk melakukan sesuatu secara maksimal.
            Waktu pendaftaran, saya tergolong orang yang masuk ke dalam deretan nama sebagai assabiqunal awwalun (yang paling awal ) masuknya dalam hidup saya.
Nama komunitasnya adalah komunitas solat subuh. Kenapa dinamakan demikian? Karena solat subuh kami tidak pernah dilakukan pada waktu subuh.
            Komunitas solat shubuh sebenarnya merupakan sebuah kerinduan untuk melaksanakan solat subuh setelah adzan subuh, solat subuh kami memang sering sekali diawali oleh azan yang bukan adan subuh, melainkan adan duhur, adan maghrib, adan isya’ dan bahkan tidak pernah diadzani sama sekali.
            Kalau di pikir-pikir, komunitas kami ini lebih cenderung kepada kegagalan, akan tetapi kami amat sangat mengerti bahwa kegagalan itu adalah awal dari sebuah kesuksesan. Emang sukses, semakin hari komunitas kami semakin banyak. Marilah bergabung bersama kami: are u ready.


Mari Kita Tidur

Saya tidak percaya apabila mimpi itu adalah kembang tidur. Mimpi adalah kembang biakan. Temannya masih tidur, kita ikut-ikutan tidur. Temennya masih bermimpi, kita pun tak ketinggalan bermimpi. Kita belum bangun, kita jadi malas bangun.
Jangan salahkan teman kita apabila ia menjadi pemalas. Malas bangun dan belajar untuk bangun. Teman kita adalah konstruk dari perbuatan kita. Dan mungkin bahwa apa yang saya tuliskan inipun bukan malah membangun kesadaran mereka untuk bangun, akan tetapi malah membuat lancarnya acara pengembangan dalam pembangunan untuk tidak bangun.
 Apa yang menurut santri relevan, tidak mesti menurut mahasiswa juga relevan. Apa yang menurut mahasiswa tidak relevan, belum tentu menurut Allah relevan. Tak kandani kang : Allah itu tidak memandang kesantrianmu, kemahasiswaanmu, kepintaran bicaramu, menangnya debatmu, hebatnya berorganisasimu, pekerjaanmu atau apapun itu. Allah hanya memandang apakah kamu benar-benar setia dan ikhlas dalam menjalani perintah-perintahNya ataukah selalu setia serta sukarela dalam melakukan perkara yang tidak disukai-Nya.
Mungkin karena kita cenderung begitu malas mengembangkan pengetahuan tentang kehendakNya, tentang apa yang disukai-Nya, bahkan kita semakin tidak peka terhadap tanda-tanda kehadiran-Nya didalam kehidupan.
Balesan: setiap kesuksesan berawal dari usaha. Setiap usaha berawal dari cita-cita. Setiap cita-cita berawal dari mimpi. Dan setiap mimpi berawal dari tidur... marilah tidur...!!!

Kontemplasi

Malam hari sibuk kontemplasi, merenungi hakikat diri kembali, dan kemana nanti pergi. Dalam al-qur’an kita temukan lapadz warka’u ma’arraki’in, terkandung nilai “jamaah”, kalo kalian hendak merokok, maka berkumpulah bersama orang-orang yang merokok.
Dalam shalat kita lihat ada aktifitas yang disebut dengan rukuk, dan bahkan rukuk ini menjadi salah satu dari rukun shalat. Orang tidak rukuk, batallah shalatnya.
            Rokok itu diambil dari wajan raka’a yarkau rok’an, ruku’an, roko’an. Orang kalo sedang merokok bisa berarti orang sedang rukuk, artinya ia sedang melihat ke bawah, ke tanah, memandang asal muasalnya.melihat dirinya, memandang kembali dirinya, merenungi hakikat dirinya, menemukankan kembali siapa sebenarnya dirinya, yang kemudian kita ucapkan kalimat sucikepada yang Maha suci, persembahkan kalimat agung kepada Yang Maha Agung : Subhana rabbiyal adzimi wa bihamdi.
            Makanya, kalau merokok, harus ada kopi, kalo kata kang Fahmi waktu khitobahan, pemahaman kopi : Kerungu Omongane Pak kiai (kopi), sedangkan kiai, dapat kita pahami pewaris para nabi, jadi, kopi : mendengarkan hadist-hadist Nabi
Bisa kemudian berguna untuk memfilter pikiran-pikiran yang tak jelas, yang ruwet dan yang tak terumuskan, bayangan-bayangan malam yang kadang smakin aneh di bayangkan,  Kopi, itu diambil dari lapadz kafa, yakfi, kuufi, artinya merasa cukup, menerima, legawa, bersyukur, Allahu akbar. Allah yang memberi kehidupan, kita buang segala kerumitan, kita syukuri kehidupan. Kopi adalah strategi ataupun taktik kita untuk mengungkapkan kalimat rukuk itu. Kopi adalah tuma’nihah.
            Teman saya bilang: Em Nur, Pandai-pandailah kamu dalam bersyukur, tapi ternyata aku tak pernah bisa pandai, jangankan pandai bersyukur, pandai tidur saja, tak pernah pandai, alias masih kebanyakan ngawur.
3o.07.2011

Pengajian

Aktifitas pengajian meskipun tidak ada guru terus berlanjut, karena setiap teman adalah guru, lingkungan adalah guru, pohon yang berada didepan itu adalah guru.
Setiap apapun saja yang kita dengar dan kita lihat, dalam setiap fenoma peristiwa dan kejadian, terkandung pelajaran-pelajaran yang dapat kita ambil. misalnya pohon :
            Ia mengerti kemana mesti tumbuh pergi ke langit menuju cahaya menuju matahari, merengkuh pada yang sejati, namun akarnya masih tetap menancap di bumi, dan tidak tercerabut, di tengah modernisasi yang semrawut.
            Daun-daun kering yang terjatuh itu adalah kasih sayang Allah kepada manusia yang mengajarkan bahwa ilmu dan peradaban mereka, apa yang diagung-agungkan dan apa yang diidolakan mereka semuanya akan yafna (Rusak dan binasa).
            Kata pak Qodri azizy idealnya mahasiswa itu sanggup mencakup tiga hal : pertama IP tinggi, kedua hebat organisasi, ketiga, punya belahan hati.
Kriteria-kriteria tersebut memanglah dimiliki oleh temen-temen saya yang di al-ma’rufiyah ini.  jadi, bagaimana mungkin saya masih tetap menganggapnya sebagai teman? Temanku adalah guruku.
Karena aku memahami diriku : ip ku selalu jeblok, dalam organisasipun aku selalu yang paling goblok, belahan hati malah khabisan stok.  Maka, hal yang musti aku lakukan adalah saya harus banyak belajar, saya harus ngaji, gak cuman ke pak kiai, tapi juga ke temenku. Karena temanku adalah guruku. Ia yang telah memberikan banyak pelajaran berharga dalam hidupku, apa yang tidak diajarkan di sekolah, maka temanlah yang mengajarkannya.

Rendah Hati

Mbah tri adalah sosok santri yang ramah, sopan, sedep dipandang, senyumnya bikin hachi, suaranya lembut bagai kan seruling, lakunya indah seindah taman bunga dan apa yang dilakukannya pun berwibawa, meskipun hanya dengan melihat dan kemudian tersenyum,  ada tambahan lagi, orangnya juga lucu. Semoga beliau dirahmati Allah. Subur makmur dalam kubur. Amien.
Suatu pagi beliau pernah berkata bahwa yang paling membuatku gembira adalah melihat santri putra pada berceria menyambut hari paginya.
Aku mencoba untuk memahami apa yang beliau rasakan, yang berarti bahwa hal yang membuat beliau tidak bahagia adalah kebalikannya yaitu ketika tidak ada satu santripun yang bangun.
Akan tetapi untuk masalah realita yang ada di depan mata, terkadang musti menafikan keinginan-keinginan bahwa tidak setiap santri semuanya bangun pagi, dan begitu juga sebaliknya tidak ada santri yang semuanya tidak bangun pagi.
Selalu ada yang sudah bangun dan ada pula yang belum bangun. Yang sudah bangun mencoba untuk membangunkan yang belum bangun, yang belum bangun pun ada niat dan usaha untuk bangun. Tidak setiap pagi kita bangun pagi, dan tidak setiap pagi pula kita tidak bangun pagi.
Ini adalah sebuah dialektika budaya yang suatu saat nanti akan menjadi kenangan, min sebagai refleksi untuk lebih sanggup memahami, apa yang sebenarnya kita inginkan, bagaimana memperlakukan matahari, embun, air, udara pagi, dan lain sebagainya, untuk masuk kedalam kehidupan nyata.
Dalam kenyataan yang penting adalah sikap, untuk selalu berendah hati dalam  hal apapun.
Bahkan kepada rokok pun aku selalu berusaha untuk berendah hati, ketika aku sedang merokok, bukanlah aku yang sedang menghisap rokok, melainkan rokoklah yang sedang menghisap aku.

Kesalehan Sosial?

Saya melihat peristiwa yang jarang ditemukan kecuali di sini, di al-ma’rufiyah ini, pondok pesantren yang menurut saya begitu kental kebersamaannya, karena memang tidak ada ruang dan tempat untuk sendiri, kesana ada si itu, di sini ada si ini, di mana-mana ada siapa saja. Tidurpun ya begitu. Selalu di temani sama teman-teman. Kecuali kalau mandi, mohon untuk tidak di temani.
Aku melihat, ada orang yang berniat hendak mengaji al-quranpun sudah terpegang ditangan, tinggal dibacakan. Namun, ternyata di samping nya ada teman yang sedang Facebookan, agar yang facebookan tetap tenang dengan keasyikannya, agar tidak merasa terganggu dengan suara ngajinya, kemudian dia bilang kepada yang sedang fb nan itu : Mz, izinkan saya, saya mau ngaji, boleh ndak?
Ini orang apa bukan, melakukan kebaikan seperti tak krasan apabila orang merasa terganggu. Ini orang apa bukan, mau ngaji kok malah izin. Yang seharusnya izin itu yang ndak ngaji, bukan yang ngaji. Atau kalau mau pulang ke rumah, baru namanya izin. Ini orang apa bukan? ini mungkin adalah proses menjadi orang. aku menikmati peristiwa yang terjadi, dan coba tuk memahami.
Memang ada dilema antara berlaku tawadhu dengan keharusan menyatakan kebenaran, atau antara takabur dengan etika untuk tidak memamerkan kebaikan : “kalau tangan kananmu berbuat baik, tangan kirimu tak usah tahu”. Tangan kiri saja tak usah tau, apalagi telapak kaki, terlebih-lebih lagi orang lain.
Peristiwa di atas sangat jarang banget aku temui, bagus dari satu sudut, tapi dilematis. Sebab dari sudut lain, kalau ia memilih tidak berkata, pilihan ini mungkin akan memberi peluang untuk tidak mengerti apa yang sebenarnya berlangsung. Ketidakmengertian itu pada tingkat tertentu bisa menimbulkan kesalahpahaman, kemudian bisa berkembang menjadi prasangka buruk, dan akhirnya fitnah. Menutupi kebaikan diri bisa bermakna menyembunyikan kebenaran dan merangsang dosa orang lain yang tak memahaminya.
Dalam kasus tertentu, kaum muslimin pernah mengalami situasi psikologis, yakni mereka malu menampilkan tanda-tanda kemuslimannya. Mereka rendah diri. Kalau sholat sembunyi-sembunyi, kalau puasa di usahakan jangan sampai orang tahu bahwa ia puasa, mau ngaji, malah izin.
Maka, tantangannya disitu adalah justru bagaimana orang islam menunjukan keislamannya : ini lho saya pakai sarung dan peci, mau apa kamu! Saya shalat dan jama’ah, Mau apa kamu, saya puasa, mau apa kamu! saya ngaji, mau apa kamu! Saya santri. Mau apa Kamu! Saya lurah. Mau apa kamu! 01.01.2012.

Mendidik Hati Dengan Kopi

Mendidik Hati Dengan Kopi
Beberapa santri itu mendatangi rumah pak kiai hendak izin. sudah di depan pintu, pintu diketuk, beberapa kali diketuk, tapi rupanya pintu menjadi pintu bukan cuma untuk di ketuk, atau terus-menerus diketuk, melainkan juga dibuka, karena pintu masih ditutup, untung tak di kunci. assalamualaikum, sesaat kemudian terdengar jawaban dari dalam waalaikum salam.
setelah itu pak kiai datang, kemudian kami bersalaman, lalu mengutarakan maksud dan tujuan, tentu saja yang mengucapkan perihal maksud serta tujuan bahwa kami hendak pulang  bukanlah saya yang mengatakan, tapi salah seorang dari kami yang mewakili dan mengatakan.
Pertama : sama sekali tidak ada keberanian dalam diri saya untuk bicara dengan pak kiai, berhadapan pun langsung grogi sendiri.
bahkan ketika mulutku hendak mengucapkan, anehnya suara ataupun kata tak keluar, yang keluar bukanlah kata atau suara, melainkan kebisuan.
Ternyata kejadian semacam ini, saya alami bukan hanya sama pak kiai, sama teman-teman yang disisi, disini, pun sama. Ugh... em nur, em nur, betapa kelunya lidahmu.
Yang kami dapatkan dari obrolan ketika pas sowan itu adalah berbicara mengenai ziarah, mengenai hidup, mengenai kehidupan. Ziarah sebagai langkah atau jalan untuk mendidik hati, di tengah-tengah langkah dan jalan yang banyak sekali melupakan hal yang satu ini yaitu hati. kata beliau.
Ketika engkau pergi  ziarahan, engkau diingatkan akan kematian, membuat hatimu ingat, dari terjeratnya dunia, tak lupa bahwa dunia adalah jalan untuk menggapai yang sejatinya. Engkau menjadi manusia yang khauf, di tengah zaman yang sama sekali tidak ada khauf-khaufnya.
Ketika tempat ziarahan itu engkau datangi, engkau akan takjub, melihat tamsil atau ibarot : betapa orang yang mati saja, sanggup menghidupi orang yang hidup, lho, yang berjualan di sana itu, adalah orang-orang hidup, bukan orang mati, mereka yang berjualan itu, bukanlah hantu, ia hidup seperti halnya kita hidup, cari makan, cari uang, cari nafkah, cari rizki.
Ya, ziarah ke kuburan itu mendidik hati, daripada ziarahnya bukan ke kuburan, misalnya ziarahan ke bandungan, ke mal-mal, shoping, refreshing, karena sistem syaraf otak selalu konsleting. Bukannya malah mendidik hati, tapi kebanyakan malah meliarkan hati, melampiaskan hati, membuaskan hati. Hati menjadi tidak terdidik, hati menjadi tidak relevan lagi disebut sebagai hati, hati menjadi besi, menjadi baja, hati menjadi batu.
Itu mengenai salah ziarah diantara ziarah-ziarah, misalnya ziarah peradaban, kebudayaan, ziarah poitik, ziarah ilmu.
Dalam hal pembuatan skripsi pun sama, kudu ziarah, Kalau kamu mau membuat skripsi... berarti kamu musti ziarah dulu sama mereka-mereka yang sudah berskripsi, sama pembimbing skripsi, atau kamu datangi ke orang-orang yang bersangkutan.
Ternyata ziarah adalah hidup itu sendiri, tentang bagaimana caranya membuat kopi, ada air panasnya, gelasnya, kompornya, jangan lupa pula rokoknya, metodologi, referensi, dll.
Mari mendidik hati, meskipun hanya dengan Kopi.
 19.01.2012

Kita Bukan Mbah-Mbah

 Warga al-ma’rufiyah mengerjakan sholat berjama’ah. Setiap setelah selesai sholat, ada yang kemudian langsung minggat, bukan berarti enggan dan tak mau mengikuti dzikiran setelah sholat, melainkan untuk lebih menemukan kembali kekhusyu’an yang sebenarnya, demi terciptanya ketenangan kedamaian serta apapun saja kehangatan yang benar-benar terjadi dan dapat dirasakan langsung, dan ini bukan hanya sekedar dzikir, melainkan wirid.
Selain santri, ada orang-orang yang selalu rajin mengikuti sholat berjama’ah, sungguh aku sendiri sangat jauh dari orang itu, tak pernah ngobrol, tak pernah ngopi bareng, merokok bareng, tapi aku merasakan kedekatan yang berbeda, yakni kedekatan yang tidak dekat, kedekatanku adalah takjub.
Sebab rajinku yang apabila dibandingkan dengan mereka, seperti membandingkan semut dengan gajah. Tidak ada apa-apanya, dan belum seberapa. Rajinku bukanlah rajin, justru rajinku itu malah semakin menjelaskan betapa aku ini sungguh pemalas.  
Inilah yang pertama kali coba aku tulis mengenai al-ma’rufiyah, yaitu tentang seorang kakek-kakek yang tingkatannya sudah kita sebut sebagai mbah, beliau selalu rajin mengikuti sholat berjama’ah.
Kita mengakui, kita kalah rajinnya ketimbang mbah-mbah itu. Pertama : karena kita bukan mbah-mbah. Kedua : karena kita masih selalu mbuh-mbuh. Padahal, berjama’ah itu adalah min ba’di kunci barkah. Yang penting itu jama’ahnya dulu. Kumpulnya dulu. Ngaji, istiqomah, khidmah, bisa kita gali bersama setelah mempunyai komitmen berjama’ah.
Dan yang namanya komitmen bukan hasil dari paksaan, dari kekerasan, melainkan dari sebuah ketulusan, satunya hati dan pandangan, lahir dari nurani sendiri, kesadaran diri, kepekaan bathin, sebagai tameng dari keterjeratan kita, dari himpitan perkuliahan yang kadang membuat kita kecewa, karena selalu dapat nilai ‘E’.

Ucapkan Cinta dan Kangen Kepada Al-Ma’rufiyyah ...

Ucapkan Cinta dan Kangen Kepada Al-Ma’rufiyyah ...

Kepada temen-temen al.ma’rufiyah yang saya hormati, yang saya cintai, yang saya kagumi dan selalu saya banggakan. Bahkan dari hal-hal yang terkecil, yang sepele, yang sungguh setiap saat, waktu berjalan terasa sangat-amat lambat, aku sangat menikmatinya, misalnya saja tentang piring, mangkuk dan gelas.

Piring dan mangkuk ini, tidak hanya sekedar dijadikan sebagai alat untuk makan, tapi untuk merokok pun bisa, alat untuk membuang latu, tidak di asbak, tapi di piring, bahkan menurut kebudayaan yang kita kenal dari zaman baheula, gelas itu adalah alat untuk mempermudah agar engkau bisa minum, agar ngopi menjadi benar-benar ngopi. Tapi di sini tidak, gelas itu gunanya tidak hanya berhenti sampai di situ, gelas itu dinamis elastis.

Piring gelas mangkuk selalu mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan dirinya dengan ruang dan waktu yang berbeda, dari satu ruang menuju ruang lainnya, dan dari satu waktu menuju ke waktu lainnya. Itu semua di sesuaikan berdasarkan apa yang saat itu kita butuhkan.

Kita butuh asbak, tapi ternyata asbak tidak ada, adanya gelas. Maka gelas adalah asbak. kita butuh tempat sampah, tapi ternyata jarak antara aku dan tempat sampah itu jauh. Sedangkan yang dekat dengan kita pada waktu itu adalah mangkuk, simsalabim, buanglah sampah pada tempatnya itu berarti bahwa kita harus membuang sampah ini pada mangkuk.

Saya yakin, seksi kebersihan, kang rojak, atau bu Nur itu tidak akan marah, bahkan sebenarnya beliau itu bukan tipe-tipe orang yang pemarah, beliau itu penuh lembut, apalagi kang rojak, justru ketika melihat peristiwa begitu, ia malah tertawa. tertawa itu membuktikan bahwa beliau bergembira.

Sebab apabila yang ada di dalam piringnya itu adalah nasi, baru beliau bersedih, nasi kok ndak di makan, kasihan nasi, nasi nanti menangis. Untung saja, nasi tidak menangis, karena tidak dimakan santri, dimakan ayam pun jadi.

 Hari-hari yang aku lalui bersama kalian, sungguh tanpa adanya kalian, tanpa kehadiran kalian, aku tidak akan pernah tahu siapa aku, misalnya saja ketika aku pulang ke rumah, sebagian jiwaku masih nyangkut di sini, di al-ma’rufiyah ini. Dan itu membuatku seperti kehilangan arah, aku menjadi tidak tahu apa yang harus aku lakukan, hatiku penuh ragu, tapi ternyata kalian selalu meyakinkanku, selalu menuntun kemana arahku, apa yang harus aku perbuat dan aku lakukan.

Terkadang harus ku sembunyikan betapa sepinya aku, betapa kosongnya hatiku, namun ketika engkau tertawa, engkau gembira, engkau senang, engkau riang, hatiku yang kosong, jiwaku yang sepi, luluh lantah seketika menjadi kebahagiaan.

Aku merindukan suara-suara ribut malam hari, aku merindukan dengkuran-dengkuran ketika mengaji, aku merindukan orang-orang tidur bergelatak berteman mimpi-mimpi, acuhkan matahari, bangunnya kemudian siang hari.

Aku merindukan bunyi bel, yang kadang sering sekali bunyinya itu sangat panjang dan lama. Itulah suara musik asli. Karena musik-musik yang ada saat ini, adalah palsu.

Bunyi bel itu adalah musik asli, yang namanya musik asli tidak hanya sekedar mengademkan, tapi juga menggemparkan, menggairahkan, menggugah jiwa, menggugah raga. Kanjeng Nabi saja pas waktu turun wahyu, katanya Beliau mendengar suara bel.

Jadi, suara bel itu adalah ciri bahwa kita akan segera menerima ilham.
25.03.2012

Minggu, 18 Maret 2012

Peronda Sejati itu ....



Sebagai seorang santri yang mempunyai status pengurus keamanan, meskipun hanya wakil,  sungguh aku tak mau dikatakan sebagai orang yang tidak bertanggung jawab, tidak punya komitmen tetap, serta berbagai tidak tidak yang lainnya, yang intinya memberikan peluang tuduhan kepada saya untuk masuk ke dalam golongan orang-orang yang munafik.
Maka saya akan mengatakan terlebih dahulu sebelum itu kepada sodara bahwa saya memanglah munafik. Pertama : agar tuduhan sodara itu benar-benar merupakan suatu tuduhan yang bukan hanya sekedar tuduhan, melainkan sebuah kebenaran. Artinya sodara sudah tidak lagi berdosa, karena memang demikianlah saya.
Sore itu, perwakilan dari salah satu pondok putri sms kepadaku bahwa nanti malam alangkah baiknya, diharapkan agar pondok putra nanti malam ronda.
Sepertinya sms ini tidak untuk ditujukan kepadaku, melainkan kepada semua pihak, semua warga, semua yang bersangkutan. Artinya, sms ini adalah sms yang nyasar, karena sms ini, yang sangkut pautnya sama aku, amatlah sedikit, bahkan tidak ada apapun bagian dari diri saya, berada di dalamnya. Sepenuhnya, sms itu adalah hadiah kegembiraan untuk kalian, sebagai sebuah kemesraan dalam dinamika kehidupan di alma,rufiyyah sebagai warga.
Dengan segala kerendahan hati, aku selalu berusaha untuk berhati-hati serta tidak mau menyakiti hati seseorang meskipun hanya sekedar lewat tulisan. 
Karena ketidak mampuanku , kalau saja aku belum di sumpah_dengan penuh keterpaksaan sebagai pengurus, sebab selalu saja ada ketika di hadapkan kepada permasalahan yang fundamental, kata mz irmawan, maka akan menimbulkan problematikanya tersendiri. 
Meskipun kata-kata itu bukan hanya sekedar teori, maka mohon maaf, aku paksakan saja kata-kata itu untuk ku jadikan sebagai  teori yaitu langkah awal untuk masuk ke dalam realita yang sebenarnya. 
Maksudnya, saya selalu berusaha mengambil jarak untuk tidak mengatakan bahwa mengatur manusia itu bukan seperti mengatur bebek, apalagi ini, yang  statusnya bukan cuman manusia, tapi santri plus juga mahasiswa (alias manusia banget).
Jadi, sungguh kebangetan banget, kalau engkau memandang mereka, sama seperti halnya engkau memandang bebek. Bebek adalah bebek, bukan mereka. kalaupun ada di antara kalian yang memandang bahwa mereka adalah bebek, berarti mereka yang engkau maksudkan tentu bukanlah mereka. Mungkin yang engkau maksudkan bebek itu adalah saya, karena saya memanglah bebek. Namun, karena penyebutannya saja sudah keliru, seperti sudah menjadi sebuah kebenaran yang alami, maka jadilah orang-orang memanggil saya adalah cheker, bukan bebek, padahal yang dimaksudkan itu adalah bebek. 
Akan tetapi perlu di ketahui bahwa dunia binatang itu amatlah menyenangkan, karena tidak ada istilah dlm binatang bbm naik, tidak ada istilah binatang kelaparan, demo-demoan, maling, bahkan pemerkosaan, pembunuhan, peperangan tidak ada dalam binatang, yang ada adalah bahwa istilah-istilah seperti itu ya dari manusia, bukan dari binatang, istilah-istilah bahkan bukan hanya sekedar istilah, itu semua di binatangkan seolah-olah dari binatang lah asal muasalnya, padahal bukan dari mereka / binatang. 
Binatang itu sangat qona’ah, tidak korupsi, tidak ada yang namanya pelanggaran-pelanggaran dalam setiap hidupnya, sepenuhnya patuh, damai. Mereka, kalau sudah kenyang ya sudah, tapi manusia, sudah kenyang masih saja belum merasa kenyang, maka tidak aneh, penindasan, penumpukan, penimbunan, korupsi, segala macam bentuk penjajahan dan dosa dilaksanakan, dengan betapa canggihnya serta sempurnanya. Apalagi kalau masalah perebutan kekuasaan : uang adalah bahasa qalbu. 
Lho, kok ujung-ujungnya malah gak ada ujung? Siapa bilang? Ada kok, kalo binatang, mereka itu menyadari ilmu batas, sedangkan manusia seperti merasa tidak ada batasnya, bahkan definisi manusia sampai saat ini pun, belum ada kesepakatan yang mutlak. 
Karena yang namanya manusia itu ya benar-benar hebat, ahsan taqwim, master piecenya Allah, sebaik-baik dan se sempurna-sempurnanya makhluk yang diciptakan oleh sang pencipta. Ia mempunyai sesuatu yang binatang sendiri pun tak punya. Meskipun sama-sama punya otak, tapi akal mereka berbeda, volume yang ada dalam otak manusia itu lebih besar dari pada binatang, dari pada makhluk-makhluk yang lain yang bukan manusia. 
Makanya kemampuan manusia adalah kesanggupannya untuk memahami hal-hal yang oleh binatang tak sanggup memahaminya, misalnya karena itu manusia mengenal bahasa cinta, berbeda dengan binatang, yang hanya kenalnya cuma kawin.   

Jadi begini, kepada pondok putri yang saya / kami hormati : insya Allah kami akan berjaga dan ronda, apapun akan kami lakukan asalkan kalian bahagia, jangan pedulikan nasib kami bagaimana. Tapi, jangan terlalu berharap ya, coz timbulnya sakit itu berawal dari adanya harapan. 
Kepada pondok putri yang selalu dihormati, mari sama-sama menjaga, kita jaga apapun saja yang perlu untuk di jaga, mohon kerja barengnya, mari sama-sama ronda. 
Rondanya pondok putra berarti di pak Huri. Rondanya pondok putri adalah memperhatikan siapa saja yang ada di pak Huri. Syukur-syukur tidak hanya sekedar memperhatikan, melainkan kopi juga dibuatkan, jaburan atau makanan pun selalu siap untuk selalu dipersiapkan. Kalau masalah rokok, kami udah punya.
Kalau misalnya di pak huri ternyata tidak ada yang ronda, maka percayalah, Allah lah yang ronda. Karena peronda sejati, bukanlah pondok putra, maupun pondok putri, melainkan Allah. Allahlah peronda sejati. Hanya Allah, Cuma Allah. Tak pernah luput, setiap malamNya, memperhatikan setiap gerak langkah dari para hamba-hambaNya. 
Allah Maha Peronda. Peronda sejati.
Konon, setiap dari waktu sepertiga malam, setiap malam ada makhluk langit turun, atau  Allah sendiri langsung datang ke bumi, menghampiri, melihat siapa saja kah dari hamba-hambanya, yang apabila memohon sesuatu kepadaku, tidak lain maka akan kuberikan, akan kukabulkan, apabila memohon ampunan, maka akan kumaafkan segala dosa-dosanya, meskipun segede gunung, bahkan lebih gede lagi dari gunung, ampunanku lebih luas, bahkan lebih luas dari luas itu sendiri. 14.03.2012 oleh: em.nur
  

Selasa, 06 Maret 2012

Sukses Dunia dan Akhirat Seimbang (Ngaji dan Kuliah)

UNTUK SUKSES DUNIA & AKHIRAT (Ngaji dan Kuliah)

  • 1. Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan memohon kemurahan dan kasih sayang Allah Kami Persembahan untuk Anda para Insan Teladan Semoga menginspirasi untuk sukses kehidupan anda yang gemilang Kutipan dari buku Total Manajemen Berbasis Al Fatihah
  • 2. Lipatgandakan potensi anda untuk meraih Visi tertinggi sukses hakiki. Mendayagunakan & Mensinergikan potensi meraih Sukses Hakiki dengan Rumus Kehidupan Al Fatihah Pembuka Sukses
  • 3. Iqro ”= Bacalah” Temukan Wawasan dan Kesadaran Cakrawala Sukses Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari air yang memancar (air mani) Bacalah ayat Qauliyah Al Quran dan Bacalah ayat Kauniyah kehidupan di dunia , Lalu bacalah berulang-ulang dapatkan kemuliaan. dapatkan kesadaran hakiki, sadari keberadaan diri. Bacalah , dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq,96:1-5)
  • 4. Pelajaran Al Qur’an, dari wahyu pertama ”Iqro” yang menjadi kerangka dalam membaca kehidupan, Al Fatihah membuka jalan sukses dan harus menjadi komitmen dalam menjalani kehidupan. Al Baqaroh langkah awal menjalani kehidupan penuh berkah kebaikan taqwa, Perjalanan kehidupan adalah ujian dan perjuangan mencapai kesuksesan kebahagiaan yang hakiki dengan panduan dan penjabaran Al Qur’an dan Tuntunan sunnah Rasul, bergerak dengan iman, islam dan ihsan. Kemenangan didapatkan karena pertolongan Allah tasbih dan istigfar senantiasa terhujam dalam ucapan dan tindakan sukses hingga akhirnya seluruh langkah terwujud dalam keihklasan yang terangkum dalam al ihklas. Al Falaq dan annas menutup dengan perlindungan total. Wahyu terakhir kesempurnaan aturan Allah, kenikmatan yang harus disyukuri dan keridhoan ALLAH menjadi keyakinan mantap dalam gerak meningkatkan sukses. Al Fatihah (Ummul Kitab) . dijabarkan dalam seluruh surat Al Qur’an. 7 ayat menjadi gerak siklus sukses dalam kehidupan layaknya thawaf.
  • 5. Inspirasi & Kajian “Al Fatihah” Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula). (Al Kahfi : 109)
  • 6. 1. Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Engkaulah tujuan hakiki kami, Engkaulah sumber Kemurahan yang tak terbatas & Maha Kasih sayangMu dambaan harapan kami. Sesuatu ada dan bergerak karena Engkau dan akan kembali kepadaMu Ya Allah. Terhujam Visi sukses kami
  • 7. Kami bersyukur atas segala anugerah potensi dan fasilitas serta segala kenikmatan yang tak terhitung. Engkau ciptakan segala sesuatu bukti keberadaanmu dan bukti kasih sayangmu kepada para maklukMu ya Allah, Engkau yang Maha memelihara, Engkau yang Maha Mendidik hingga sempurnalah anugerah rahmat nikmatMu yang dapat kami rasakan. berkembang Potensi sukses kami 2. Segala Puji bagi Allah, Tuhan Semesta alam
  • 8. Atas kemurahanMu kasih sayang Mu tambahkanlah kami wawasan, kefahaman, kesadaran dan hikmah. Agar kami dapat mengambil manfaat berlipat ganda, Sempurnakanlah anugerah curahan nikmatMu . Engkau beri kami kehidupan, kesempatan, ujian dan cobaan untuk meningkatkan derajat kami dan betapa besar samudra ampunan dan RahmatMu ya Allah. Terbuka Peluang sukses kami 3. Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
  • 9. 4. Yang Menguasai Hari Pembalasan Ridlo, Rahmat, Pembalasan yang baik dan pahala harapan kami, Akheratlah balasan yang sempurna amal kami. Engkau berikan pahala syurga dan ancaman Neraka agar kami dapat memilih jalan terbaik Ya Allah, Engkau Maha adil untuk membalas segala amalan kami, kasihanilah kami, berilah kami kemudahan dan semangat untuk meraih ridloMu. Itulah sumber Motivasi Sukses kami
  • 10. Kami menyadari diri ini sebagai hamba yang lemah, kami pasrahkan diri kepada Engkau. Tolonglah kami dalam menjalani kehidupan ini sesuai kehendakMu. Sebagai hambaMu kami berserah diri memohon pertolongan agar kami dapat berperan dalam hidup ini untuk kebahagiaan kami dan bermanfaat bagi sesama makhluqMu dalam rangka menunaikan amanahMu ya Allah. Kami menyadari inilah Tekad Misi Suks es kami 5. Hanya Engkau yang kami sembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan
  • 11. Sungguh kami memerlukan petunjuk dan pedoman dalam kehidupan kami. Engkau bimbing kami dengan tuntunanmu Al Islam dan pedoman hidup Al Quran. Inilah jalan lurus yang kami yakini dan menjadi panduan dan pedoman hidup kami yang harus kami jalani. Itulah pilihan Strategi Sukses kami 6. Tunjukilah kami Jalan yang Lurus
  • 12. Dalam menjalani kehidupan ini, kami yakin dengan mengikuti jalan hamba kesayanganMu (Para Nabi, Sidiqin, Suhada dan Orang sholeh ) akan selamatlah kami. Masukkan kami dalam barisan orang-orang yang telah sukses yang telah Engkau beri nikmat, telah jelas teladan sukses kami. Jauhkan kami terhadap jalan orang orang yang menyengsarakan kami jalan orang yang Engkau Murkai dan Sesat, Kuatkan kami untuk mengelola segala resiko yang menjatuhkan kami dalam penderitaan. Inilah Gerak sukses kami 7. Yaitu Jalan yang Engkau Beri Nikmat Atas Mereka, Bukan Jalan yang Engkau Murkai & Bukan pula Jalan yang Engkau Sesatkan
  • 13. Itulah Ikhtiar kami, Sukseskanlah kami Ya Allah Rumus Kes uksesan Hakiki = Visi * Potensi * Peluang * Motivasi * Misi * Strategi * Gerak Untuk Meraih Sukses Pribadi, Keluarga, Lembaga, Masyarakat & Peradaban
  • 14. Total Sukses Manajemen Wahyu pertama (Iqro’) Qs. Al Baqaroh Sd Qs. Al Ihklas An Nas Wahyu Terakhir Al Maidah : 3 Membaca memahami, kesadaran Sukses, Perilaku Sukses (Iman, Islam , Ihsan) : 1. Visi , …… tujuan yg luhur, 2. Potensi ,… Optimal, Sinergi,syukur 3. Peluang … Proaktif 4. Motivasi …..keuntungan dan kerugian 5. Misi ……… hidup bermanfaat 6. Strategi ……pedoman, perencanaan/optimasi 7. Gerak …… mengikuti & menjadi teladan Amiin. Insan Hanif, Sholeh, Taqwa Menjaga Sukses Meningkatkan Sukses (Bersyukur akan ditambah nikmat/sukses) Al Fatihah (Inspiring & Exploring Quran) Q-Sukses Model 114 Membuka sukses , Komitmen Rumus Sukses = Visi *Potensi,*Peluang,*Motivasi,*Misi,*Strategi,*Gerak
  • 15. Insya Allah dengan Ihtiar Kesuksesan akan diraih oleh : Orang yang berVisi kuat Dimiliki oleh yang mendayagunakan Potensi nya Dimulai oleh orang yang mengambil Peluang Sukses Dimenangkan oleh yang ter Motivasi Sukses Dihasilkan oleh yang mempunyai Misi sukses dalam peran hidupnya Diraih dengan Strategi Sukses yang tertata Dilalui dengan Gerak amal soleh & dilipatgandakan dengan menSukseskan Orang lain Amiin. (kepada Allah kami bertawaqal)
  • 16. Sukses Berdasarkan Al-qur’an Al Fatihah, Ummul Kitab yang menjadi pusat dijabarkan oleh sekuruh surat Al Quran. 7 ayat yang diamalkan dalam thawaf kehidupan meraih sukses hakiki, bertawaf meraih pahala yang tudak terputus –putus.

Makalah Tasawuf


Hubungan Ilmu kalam, Tasawuf dan Filsafat


Hubungan Ilmu Kalam, Tasawuf dan Filsafat - Makalah - Makalah Tentang Hubungan Ilmu Kalam, Tasawuf dan Filsafat 

BAB 1
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf adalah ilmu yang dilahirkan dari persentuhan umat Islam dengan berbagai masalah sosiocultural yang dihadapi oleh masyarakat sedang berkembang kala itu mencari dan mempertahankan kebenaran. Dari itu pula lahirlah para pakar dunia yang telah berhasil mempertahankan kebenara mereka masing- masing, walaupun dengan cara atau jalan yang ditempuh berbeda. Maka dari itu. Pada makalah ini akan memebahas hakekat Ilmu Kalam, Tasawuf, dan Filsafat beserta hubungan ketigannya agar para pembaca mengetahui dan memahami hakikat ketiganya serta hubungan ketiganya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa hakekat Ilmu Kalam itu?
2. Apa hakekat Tasawuf itu?
3. Apa hakekat Filsafat dan itu?
4. Bagaimana hunbungan Ilmu Kalam, tasawuf, dan filsafat?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui dan memahami hakekat ilmu kalam
2. Mengetahui dan memahami hakekat tasawuf
3. Mengetahui dan memehami hakekat Filsafat
4. Mengetahui dan memahami hubungan Ilmu Kalam, Tasawuf, dan Filsafat


BAB II
PEMBAHASAN


A. HAKIKAT ILMU KALAM

Pengertian Ilmu Kalam
Nama lain dari Ilmu Kalam : Ilmu Aqaid (ilmu akidah-akidah), Ilmu Tawhid (Ilmu tentang Kemaha Esa-an Tuhan), Ilmu Ushuluddin (Ilmu pokok-pokok agama). Disebut juga 'Teologi Islam'. 'Theos'= Tuhan; 'Logos'= ilmu. Berarti ilmu tentang keTuhanan yang didasarkan atas prinsip-prinsip dan ajaran Islam; termasuk di dalamnya persoalan-persoalan ghaib. Menurut Ibnu Kholdun dalam kitab moqodimah mengatakan ilmu kalam adalah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-keprcayaan iman dengan menggunakan dalil fikiran dan juga berisi tentang bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang mempunyai kepercayaan-kepercayaan menyimpang. Ilmu= pengetahuan; Kalam= pembicaraan'; pengetahuan tentang pembicaraan yang bernalar dengan menggunakan Persoalan terpenting yang di bicarakan pada awal Islam adalah tentang Kalam Allah (Al-Qur'an); apakah azali atau non azali (Dialog Ishak bin Ibrahim dengan Imam Ahmad bin Hanbal.  Dasar Ajarannya; Dasar Ilmu Kalam adalah dalil-dalil fikiran (dalil aqli) Dalil Naqli (Al-Qur'an dan Hadis) baru dipakai sesudah ditetapkan kebenaran persolan menurut akal fikiran. (Persoalan kafir-bukan kafir)…… Jalan kebenaran; Pembuktian kepercayaan dan kebenaran didasarkan atas logika (Dialog Al-Jubbai dan Al-Asy'ari).

B. HAKIKAT TASAWUF

Pengertian Tasawuf
Istilah "tasawuf"(sufism), yang telah sangat populer digunakan selama berabad-abad, dan sering dengan bermacam-macam arti, berasal dari tiga huruf Arab, sha, wau dan fa. Banyak pendapat tentang alasan atas asalnya dari sha wa fa. Ada yang berpendapat, kata itu berasal dari shafa yang berarti kesucian atau bersih. Sebagian berpendapat bahwa kata itu berasal dari kata shafwe yang berarti baris atau deret, yang menunjukkan kaum Muslim awal yang berdiri di baris pertama dalam salat atau dalam perang suci. Sebagian lainnya lagi berpendapat bahwa kata itu berasal dari kata shuffah yang berarti serambi masjid Nabawi di Madinah yang ditempati oleh para sahabat-sahabat nabi yang miskin dari golongan Muhajirin. Ada pula yang menganggap bahwa kata tasawuf berasal dari shuf yang berarti bulu domba, yang menunjukkan bahwa orang-orang yang tertarik pada pengetahuan batin kurang memperdulikan penampilan lahiriahnya dan sering memakai jubah yang terbuat dari bulu domba yang kasar sebagai simbol kesederhanaan.
Harun Nasution mendefinisikan tasawuf sebagai ilmu yang mempelajari cara dan jalan bagaimana orang Islam dapat sedekat mungkin dengan Alloh agar memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan bahwa seseorang betul-betul berada di hadirat Tuhan.

Ada sebagian orang yang mulai menyebut dirinya sufi, atau menggunakan istilah serupa lainnya yang berhubungan dengan tasawuf, yang berarti bahwa mereka mengikuti jalan penyucian diri, penyucian "hati", dan pembenahan kualitas watak dan perilaku mereka untuk mencapai maqam (kedudukan) orang-orang yang menyembah Allah seakan-akan mereka melihat Dia, dengan mengetahui bahwa sekalipun mereka tidak melihat Dia, Dia melihat mereka. Inilah makna istilah tasawuf sepanjang zaman dalam konteks Islam.
Imam Junaid dari Baghdad (910 M.) mendefinisikan tasawuf sebagai "mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah". Syekh Abul Hasan asy-Syadzili (1258 M.) syekh sufi besar dari Afrika Utara mendefinisikan tasawuf sebagai "praktik dan latihan diri melalui cinta yang dalam dan ibadah untuk mengembalikan diri kepada jalan Tuhan". Syekh Ahmad Zorruq (1494 M.) dari Maroko mendefinisikan tasawuf sebagai berikut: Ilmu yang dengannya dapat memperbaiki hati dan menjadikannya semata-mata bagi Allah, dengan menggunakan pengetahuan tentang jalan Islam, khususnya fiqih dan pengetahuan yang berkaitan, untuk memperbaiki amal dan menjaganya dalam batas-batas syariat Islam agar kebijaksanaan menjadi nyata. Ia menambahkan, "Fondasi tasawuf ialah pengetahuan tentang tauhid, dan setelah itu memerlukan manisnya keyakinan dan kepastian; apabila tidak demikian maka tidak akan dapat mengadakan penyembuhan 'hati'."  Menurut Syekh Ibn Ajiba (1809 M): Tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya Anda belajar bagaimana berperilaku supaya berada dalam kehadiran Tuhan yang Maha ada melalui penyucian batin dan mempermanisnya dengan amal baik. Jalan tasawuf dimulai sebagai suatu ilmu, tengahnya adalah amal. dan akhirnva adalah karunia Ilahi.

Tujuan Tasawuf
Tasawwuf sebagai mana disebutkan dalam artinya di atas, bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa seseorang berada di hadirat Tuhan dan intisari dari itu adalah kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog antara roh manusia dengan Tuhan dengan cara mengasingkan diri dan berkontemplasi. Kesadaran dekat dengan Tuhan itu dapat mengambil bentuk ittihad atau menyatu dengan Tuhan. Dalam ajaran Tasawuf, seorang sufi tidak begitu saja dapat dekat dengan Tuhan, melainkan terlebih dahulu ia harus menempuh maqamat . mengenai jumlah maqomat yang harus di tempuh sufi bebrbeda-beda,  Abu Nasr Al- Sarraj menyebutkan tujuh maqomat yaitu tobat, wara, zuhud, kefakiran, kesabaran, tawakkal, dan kerelaan hati. Dalam perjalananya seorang shufi harus mengalami istilah hal (state). Hal atau ahwal yaitu sikap rohaniah yang dianugrahkan Tuhan kepada manusia tanpa diusahakan olehnya, seperti rasa takut( al- khauf) , ikhlas, rasa berteman, gembira hati, dan syukur. Jalan selanjutnya adalah fana' atau lebur dalam realitas mutlak (Allah). Manusia merasa kekal abadi dalam realitas yang Tertinggi, bahkan meleburkan kepadaNya. Maksudnya, menghancurkan atau mensinarkan diri agar dapat bersatu dengan Tuhan.

Menurut Taftazani seseorang yang bertasawuf mempunyai beberapa ciri yaitu:
Peningkatan moral, seorang sufi memiliki nilai-nilai moral dengan tujuan membersihkan jiwa. Yaitu dengan akhlak dan budi pekerti yang baik berdasarkan kasih dan cinta kepada allah, oleh karena itu, maka tasawuf sangat mengutamakan adab/ nilai baik dalam berhubungan dengan sesama manusia dan terutama dengan Tuhan (zuhud, qonaah, thaat, istiqomah, mahabbah, ikhlas, ubudiyah, dll). Sirna (fana) dalam realitas mutlak (Allah). Manusia merasa kekal abadi dalam realitas yang Tertinggi, bahkan meleburkan kepadaNya. Maksudnya, menghancurkan atau mensinarkan diri agar dapat bersatu dengan Tuhan. Dan Ketenteraman dan kebahagiaan. Sumber Ajaran Tasawuf : Sumber ajaran tasawuf adalah al-Qur'an dan Hadits yang didalamnya terdapat ajaran yang dapat memebawa kepada timbulnya tasawuf. Paham bahwa Tuhan dekat dengan manusia, yang merupakan ajaran dasarnya dapat dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqoroh ayat 186

C. HAKIKAT FILSAFAT

Pengertian Filsafat
Menurut analisa Al-Farabi filasafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosiphia. Philo berarti cinta dan shopia berarti hikmah atau kebenaran. Menurut Plato, filsuf Yunani yang termashur, murid Scorates dan guru Aristoteles mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada.
Marcus Tullius Cicero politikus dan ahli pidato romawi merumuskan filsafat adalah pengatahuan tentang segala sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.  Al Farabi filosuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina mengatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan brtujuan menyelidiki hakikatnya yang sebenarnya. Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup metafisika, etika, agama, dan antripologi. Immanuel Kant yang sering disebut raksasa pikir barat, mengatakan bahwa Filsafat itu merupakan ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup metafisika, etika, agama, dan antripologi. Obyek Filsafat; Dalam filasafat terdapat dua obyek yaitu obyek materia dan obyek formanya. Obyek materianya adalah sarwa yang ada pada garis besarnya dibagi atas tiga persoalan, yaitu: Tuhan, alam, dan manusia. Sedangkan Obyek formannya adalah usaha mencari keterangan secara radikal ( sedalam-dalamnya) tentang obyek materi filsafat ( sarwa yang ada)

D. HUBUNGAN ILMU KALAM, TASAWUF DAN FILSAFAT

Persamaan dan pebedaan
Dari uraian di atas, terdapat titik persamaan dan perbedaan antara Ilmu Kalam Filsafat, dan Tasawuf.
Persamaan pencarian segala yang bersifat rahasia (ghaib) yang dianggap sebagai 'kebenaran terjauh' dimana tidak semua orang dapat melakukannya dan dari ketiganya berusaha menemukan apa yang disebut Kebenaran (al-haq). Sedangkan perbedaannya terletak pada cara menemukan kebenarannya.
Kebenaran dalam Tasawuf berupa tersingkapnya (kasyaf) Kebenaran Sejati (Allah) melalui mata hati. Tasawuf menemukan kebenaran dengan melewati beberapa jalan yaitu: maqomat, hal (state) kemudian fana'.
Sedangkan kebenaran dalam Ilmu Kalam berupa diketahuinya kebenaran ajaran agama melalui penalaran rasio lalu dirujukkan kepada nash (al-Qur'an & Hadis). Kebenaran dalam Filsafat berupa kebenaran spekulatif tentang segala yang ada (wujud) yakni tidak dapat dibuktikan dengan riset, empiris, dan eksperiment. Filsafat menemukan kebenaran dengan menuangkan akal budi secara radikal, integral, dan universal. Hubungannya; Dilihat dari titik persamaan dan perbedaan antara ilmu kalam, tasawuf dan filsafat, maka penulis dapat merumuskan hubungan dari ketiganya adalah saling menguatkan dan membantu dalam mencari kebenaran yang menjadi tujuan utama ketiganya. Walaupun dengan cara yang berbeda. Yaitu pencarian segala yang bersifat rahasia (ghaib) yang dianggap sebagai 'kebenaran terjauh' dimana tidak semua orang dapat melakukannya dan mencari apa yang disebut kebenaran (al-haq).


DAFTAR PUTAKA
Saefuddin, Endang Anshori. 1987. Ilmu Filsafat dan Agama. Surabaya: PT bina Ilmu Offst Nata, abuddin. 2001. Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Mencari Ilmu Menurut Prespektif Islam

Islam merupakan agama yang punya perhatian besar kepada ilmu pengetahuan. Islam sangat menekankan umatnya untuk terus menuntut ilmu.
Dalam surat Ar-Rahman, Allah menjelaskan bahwa diri-Nya adalah pengajar (‘Allamahu al-Bayan) bagi umat Islam. Dalam agama-agama lain selain Islam kita tidak akan menemukan bahwa wahyu pertama yang diturunkan adalah perintah untuk belajar.
Ayat pertama yang diturunkan Allah adalah Surat Al-‘Alaq, di dalam ayat itu Allah memerintahan kita untuk membaca dan belajar. Allah mengajarkan kita dengan qalam – yang sering kita artikan dengan pena.
Akan tetapi sebenarnya kata qalam juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang yang dapat dipergunakan untuk mentransfer ilmu kepada orang lain. Kata Qalam tidak diletakkan dalam pengertian yang sempit. Sehingga pada setiap zaman kata qalam dapat memiliki arti yang lebih banyak. Seperti pada zaman sekarang, komputer dan segala perangkatnya termasuk internet bisa diartikan sebagai penafsiran kata qalam.
Dalam surat Al-‘Alaq, Allah Swt memerintahkan kita agar menerangkan ilmu. Setelah itu kewajiban kedua adalah mentransfer ilmu tersebut kepada generasi berikutnya. Dalam hal pendidikan, ada dua kesimpulan yang dapat kita ambil dari firman Allah Swt tersebut; yaitu Pertama, kita belajar dan mendapatkan ilmu yang sebanyak-banyaknya. Kedua, berkenaan dengan penelitian yang dalam ayat tersebut digunakan kata qalam yang dapat kita artikan sebagai alat untuk mencatat dan meneliti yang nantinya akan menjadi warisan kita kepada generasi berikutnya.
Dalam ajaran Islam, baik dalam ayat Qur’an maupun hadits, bahwa ilmu pengetahuan paling tinggi nilainya melebihi hal-hal lain. Bahkan sifat Allah Swt adalah Dia memiliki ilmu yang Maha Mengetahui. Seorang penyair besar Islam mengungkapkan bahwa kekuatan suatu bangsa berada pada ilmu. Saat ini kekuatan tidak bertumpu pada kekuatan fisik dan harta, tetapi kekuatan dalam hal ilmu pengetahuan. Orang yang tinggi di hadapan Allah Swt adalah mereka yang berilmu.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Saw menganjurkan kita untuk menuntut ilmu sampai ke liang lahat. Tidak ada Nabi lain yang begitu besar perhatian dan penekanannya pada kewajiban menuntut ilmu sedetail nabi Muhammad Saw. Maka bukan hal yang asing jika waktu itu kita mendengar bahwa Islam memegang peradaban penting dalam ilmu pengetahuan. Semua cabang ilmu pengetahuan waktu itu didominasi oleh Islam yang dibangun oleh para ilmuwan Islam pada zaman itu yang berawal dari kota Madinah, Spanyol, Cordova dan negara-negara lainnya. Itulah zaman yang kita kenal dengan zaman keemasan Islam, walaupun setelah itu Islam mengalami kemunduran. Di zaman itu, di mana negara-negara di Eropa belum ada yang membangun perguruan tinggi, negara-negara Islam telah banyak membangun pusat-pusat studi pengetahun. Sekarang tugas kita untuk mengembalikan masa kejayaan Islam seperti dulu melalui berbagai lembaga keilmuan yang ada di negara-negara Islam.
Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa orang yang mulia di sisi Allah hanya karena dua hal; karena imannya dan karena ketinggian ilmunya. Bukan karena jabatan atau hartanya. Karena itu dapat kita ambil kesimpulan bawa ilmu pengetahuan harus disandingkan dengan iman. Tidak bisa dipisahkan antara keduanya. Perpaduan antara ilmu pengetahuan dan iman akan menghasilkan peradaban yang baik yang disebut dengan Al-Madinah al-Fadhilah.
Dalam menuntut ilmu tidak mengenal waktu, dan juga tidak mengenal gender. Pria dan wanita punya kesempatan yang sama untuk menuntut ilmu. Sehingga setiap orang, baik pria maupun wanita bisa mengembangkan potensi yang diberikan oleh Allah Swt kepada kita sehingga potensi itu berkembang dan sampai kepada kesempurnaan yang diharapkan. Karena itulah, agama menganggap bahwa menuntut ilmu itu termasuk bagian dari ibadah. Ibadah tidak terbatas kepada masalah shalat, puasa, haji, dan zakat. Bahkan menuntut ilmu itu dianggap sebagai ibadah yang utama, karena dengan ilmulah kita bisa melaksanakan ibadah-ibadah yang lainnya dengan benar. Imam Ja’far As-Shadiq pernah berkata: “Aku sangat senang dan sangat ingin agar orang-orang yang dekat denganku dan mencintaiku, mereka dapat belajar agama, dan supaya ada di atas kepala mereka cambuk yang siap mencambuknya ketika ia bermalas-malasan untuk menuntut ilmu agama”.
Ajaran agama Islam yang menekankan kewajiban menuntut ilmu tanpa mengenal gender. Karena menuntut ilmu sangat bermanfaat dan setiap ilmu pasti bemanfaat. Kalau kita dapati ilmu yang tidak bermanfaat, hal itu karena faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Sedangkan ilmu itu sendiri pasti sesuatu yang bermanfaat.

Sumber :

Peran Perguruan Tinggi Dalam Meningkatkan Keberadapan Islam

Prof. Dr. Ayatullah Sayyid Hasan Sadat Mustafawi
(Rektor Islamic University of Teheran-Iran)